Bisa (Racun) Ular Kobra – Ular Kobra yang sering kita sebut sebenarnya merujuk pada ular King Cobra yang memiliki nama latin Ophiophagus hannah dan merupakan salah satu jenis ular berbisa. Ular Kobra merupakan ular berbisa yang paling panjang di dunia, dengan panjang mencapai 5,6 hingga 5,7 meter. Di alam, ular Kobra memangsa berbagai vertebrata, seperti kadal dan tikus. Ular Kobra memiliki reputasi sebagai ular yang menakutkan, oleh karena itu hindari untuk kontak dengan ular Kobra, karena gigitannya sangatlah mematikan. Gigitan ular Kobra mengandung bisa (racun) yang mematikan siapapun yang digigitnya.
Bisa Ular Kobra
Bisa atau racun ular Kobra utamanya terdiri atas neurotoksin atau racun yang menyerang jaringan saraf yang balakangan diketahui sebagai haditoksin. Haditoksin merupakan senyawa antagonis pada reseptor asetilkolin nikotinat pada otot dan saraf. Ohanin merupakan salah satu protein yang terkandung dalam bisa ular Kobra yang menimbulkan efek hipolokomotion dan hiperalgesia (keadaan sangat sensitive terhadap rasa sakit). Komponen lainnya dapat menyebabkan munculnya efek kardiotoksik (toksik terhadap jantung), sitotoksik dan neurotoksik. Masuknya bisa atau racun ular Kobra ke dalam tubuh korban akan menyerang sistem saraf pusatnya.
Efek Bisa (Racun) Ular Kobra
Terikatnya haditoksin pada reseptor asetilkolin nikotinat di sistem saraf pusat manusia akan menyebabkan munculnya gejala-gejala seperti sakit yang teramat sangat, kaburnya penglihatan, vertigo, kantuk, dan akhirnya paralisis atau hilangnya fungsi satu atau lebih otot. Jika keracunan berlanjut, maka efeknya dapat menjalar ke sistem kardiovaskular atau jantung hingga akhirnya menyebabkan korban kolaps dan jatuh koma. Jika tidak segera ditangani, maka korban dapat meninggal akibat dari gagal nafas. Gagal ginjal juga dapat terjadi akibat gigitan ular Kobra, namun hal itu jarang terjadi.
Efek fatal akibat gigitan ular Kobra terjadi sangat cepat, yaitu kurang dari 30 menit sejak masuknya racun ke dalam tubuh korban. Bahkan, gigitan ular Kobra pada gajah diketahui dapat membunuh gajah dalam hitungan jam, sangat beracun dan mematikan.
Anti Racun Ular Kobra
Saat ini diketahui hanya ada dua penawar racun ular Kobra di dunia. Yng pertama diproduksi oleh Palang Merah Thailand, dan yang kedua diproduksi oleh Central Research Institute di India. Keduanya hanya memroduksi penawar racun Kobra dalam jumlah sedikit, berdasarkan pesanan dan tidak tersedia secara global. Di Thailand, antiracun ular Kobra diramu dari alkohol dan akar kunyit, dalam pengujian klinik ramuan tersebut menunjukkan hasil yang positif. Korban gigitan ular Kobra dapat bertahan dari bisa yang masuk ke dalam tubuhnya, hal serupa juga berlaku untuk gigitan ular yang bisanya termasuk ke dalam golongan neurotoksin. Penanganan yang tepat pada korban gigitan ular Kobra dapat menyelamatkan nyawa yang bersangkutan dari kematian.
Korban Gigitan Ular Kobra
Yang menjadi korban gigitan ular Kobra pada umumnya adalah mereka yang memang bertugas untuk menangani ular tersebut. Dan sebenarnya tidak semua gigitan Kobra mengandung racun atau bisa yang masuk ke dalam tubuh korban, tetapi meski begitu penanganan serius tetap dibutuhkan. Menurut survey yang dilakukan di Thailand terdapat 10 kematian dari 35 pasien yang mengalami gigitan ular King Cobra. Sementara itu, menurut University of Adelaide, tepatnya Department of Clinical Toxinology, menyatakan bahwa terdapat kemungkinan sebesar 50-60% dari gigitan ular King Kobra yang mengandung bisa atau racun, sementara sisanya gigitan Kobra ternyata tidak mengirim racun ke dalam tubuh korbannya.